Saturday, March 31, 2007

MASJID PRIBADI

SOAL :
Gus, gimana kalo’ ada kasus seperti ini…
Pak Tur dikenal sebagai seorang milyader di daerahnya. Meskipun usianya masih sangat muda, tapi dia terkenal oportunis dan sangat lihai dalam menjalankan roda bisnisnya. Mengingat namanya kurang begitu diterima di masyarakat, pak Tur ingin merehabilitasi namanya dengan membangun sebuah masjid pribadi di tengah-tengah kota dan berkubah emas, meskipun hanya bersifat sementara.
Pak Tur berharap, ketika harga tanah masjid tersebut melonjak atau harga satuan emas nanti meningkat tajam, dia bisa menjual kembali tanah atau kubah emas masjid tersebut. Bagaimana status masjid pribadi tersebut menurut pandangan syara’ serta bagaimana hukum penjualannya?

JAWAB:
Status masjid tersebut otomatis langsung menjadi barang wakaf, sehingga tidak bisa menjadi masjid pribadi dan tidak bisa diperjualbelikan lagi.
REFERENSI :
• I’anah Al Tholibin, juz 3, hal.190
• I’anah Al Tholibin, juz 3, hal.192

إعانة الطالبين - )ج 3 / ص 190(
(وقوله: به) أي بقوله جعلت الخ (قوله: وإن الخ) غاية في صيرورته مسجدا بقوله المذكور (قوله: ولا أتي بشئ مما مر) أي: من قوله لا يباع ولا يوهب ولا يورث (قوله: لان المسجد الخ) علة لصيرورته مسجدا بذلك، أي أنه يصير مسجدا بمجرد قوله جعلته مسجدا، لان المسجد لا يكون إلا وقفا، فأغنى لفظه عن لفظ الوقف ونحوه

إعانة الطالبين - )ج 3 / ص 192(
نعم، ينبغي أن يقال لو وقفه على الفقراء ألف سنة أو نحوها مما يبعد بقاء الدنيا إليه، صح، كما بحثه الزركشي، كالاذرعي، لان القصد منه التأبيد دون حقيقة التأقيت، ومحل فساد الصيغة به فيما لا يضاهي التحرير، أي يشابهه، في انفكاكه عن اختصاص الآدميين، أما فيما يضاهيه، كالمسجد والرباط والمقبرة: كقوله جعلته مسجدا سنة، فإنه يصح مؤبد ويلغو التأقيت، كما لو ذكر فيه شرطا فاسدا (قوله: كوقفته على زيد سنة) تمثيل للمؤقت.

والله أعلم بالصواب وبغير الصواب

Baca Terusnya..

PEMANFAATAN & KESANGGUPAN BIAYA LISTRIK MASJID

SOAL :
Gus, saya mau cerita sekaligus tanya...
Pak Jajang ABG adalah seorang yang sangat kaya dan terpandang di daerahnya, di suatu pelosok desa nun jauh di sana, sampai-sampai desa tersebut terkesan masih jauh dari peradaban. Suatu ketika, ada aliran listrik yang masuk di daerahnya meskipun masih “sangat terbatas” sehingga listrik tersebut hanya cukup untuk memenuhi satu bangunan saja. Ketika diadakan rapat orang sekampung, diputuskan bahwa satu-satunya aliran listrik tersebut harus digunakan untuk masjid yang berdiri megah di tengah-tengah kampung mereka.
Mendengar hal tersebut, pak Jajang langsung menyanggupi biaya bulanan listrik masjid dengan syarat dia diperbolehkan untuk ikut memanfaatkan aliran listrik masjid guna penerangan rumahnya. Bagaimana hukum pemanfaatan dan penyanggupan biaya listrik masjid kampung tersebut?
JAWAB:
Boleh. Asalkan orang yang wakaf masjid tsb tidak mensyaratkan biaya perawatan masjid dari hartanya atau dari harta wakaf.
Karena pada dasarnya, biaya perawatan dan pemakmuran masjid tidak lepas dari syarat orang yang wakaf (waqif), baik biaya tersebut berasal dari dirinya sendiri maupun dari harta wakaf. Namun jika si waqif tidak mensyaratkannya, maka biaya perawatan dan pemakmuran masjid diambilkan dari manfaat masjid, seperti halnya aliran listrik masjid.
Adapun aqad antara Pak Jajang dan ta’mir masjid (Nadhir) termasuk aqad Ju’alah.

REFERENSI :
• Nihayah Al Muhtaj Syarh Al Minhaj, juz 18, hal. 242
• Mughni Al Muhtaj, juz 10, hal. 367

نهاية المحتاج إلى شرح المنهاج - (ج 18 / ص 242)
( قَوْلُهُ : وَالْعِمَارَةُ ) فِي الرَّوْضِ وَشَرْحِهِ : نَفَقَةُ الْمَوْقُوفِ وَمُؤْنَةُ تَجْهِيزِهِ وَعِمَارَتُهُ مِنْ حَيْثُ شُرِطَتْ شَرَطَهَا الْوَاقِفُ مِنْ مَالِهِ أَوْ مِنْ مَالِ الْوَقْفِ وَإِلَّا فَمِنْ مَنَافِعِهِ : أَيْ الْمَوْقُوفُ كَكَسْبِ الْعَبْدِ وَغَلَّةِ الْعَقَارِ، فَإِذَا تَعَطَّلَتْ مَنَافِعُهُ فَالنَّفَقَةُ وَمُؤَنُ التَّجْهِيزِ لَا الْعِمَارَةُ مِنْ بَيْتِ الْمَالِ كَمَنْ أَعْتَقَ مَنْ لَا كَسْبَ لَهُ .

مغني المحتاج إلى معرفة ألفاظ المنهاج - ج 10 / ص 367
كِتَابُ الْجَعَالَة ( هِيَ ) لُغَةً اسْمٌ لِمَا يُجْعَلُ لِلْإِنْسَانِ عَلَى فِعْلِ شَيْءٍ وَكَذَا الْجُعْلُ وَالْجَعِيلَةُ .
وَشَرْعًا الْتِزَامُ عِوَضٍ مَعْلُومٍ عَلَى عَمَلٍ مُعَيَّنٍ أَوْ مَجْهُولٍ عَسُرَ عَمَلُهُ ( كَقَوْلِهِ ) أَيْ مُطْلَقِ التَّصَرُّفِ ( مَنْ ) خَاطَ ثَوْبِي هَذَا قَمِيصًا فَلَهُ كَذَا أَوْ ( رَدَّ آبِقِي ) أَوْ آبِقَ زَيْدٍ ( فَلَهُ كَذَا ) ْ


Baca Terusnya..

Wednesday, March 21, 2007

OPERASI PLASTIK DARI ORGAN ORANG LAIN

SOAL:

Gus Tok, Saya punya permasalahan yang berkaitan dengan operasi plastik yang menggunakan daging atau kulit orang lain yang tidak jelas mahromnya. Nah... yang seperti itu gimana hukumnya Gus? (081328434###)

JAWAB:
Pertanyaan anda, "yang seperti itu gimana hukumnya?" itu kurang begitu jelas kami tangkap,(karena kami bukan kiper he he) tapi kami akan mencoba meraba apa yang anda maksud dengan "seperti itu"
Ceritanya begini...
  • Jika yang anda maksud dengan "seperti itu" adalah operasi plastik menggunakan daging, maka hukumnya haram dilakukan jika:
  1. Diambilkan dari daging orang lain yang masih hidup
  2. Diambilkan dari daging mayit, namun bukan demi keberlangsungan hidup pasien operasi.
  • Jika yang anda maksud dengan "seperti itu" adalah operasi plastik menggunakan kulit, maka hukumnya boleh dilakukan dengan ketentuan sbb:
  1. Operasi itu dilakukan semata-mata demi penyembuhan dan pemulihan (seperti tidak untuk menambah kecantikan wajah)
  2. Dloror (resiko) pengambilan kulit dari orang lain lebih kecil dibandingkan dengan resiko yang harus ditanggung oleh orang tersebut jika ia tidak melakukan operasi
  3. Ditangani oleh tim ahli dari berbagai bidang disiplin ilmu kedokteran yang mumpuni.
  • Jika sudah seperti itu, maka hukum daging atau kulit pendonor yang sudah menyatu dengan badan pasien menjadi seperti hukum badan pasien itu sendiri tanpa memandang kemahroman.

REFERENSI:
Al Fiqhu Al Islami Wa Adillatuhu, Juz VII hal. 5124
Nihayah Al Zain, hal. 27

يجوز نقل عضو من ميت إلى حي تتوقف حياته على ذلك العضو ، أو تتوقف سلامة وظيفة أساسية فيه على ذلك بشرط أن يأذن الميت أو ورثته بعد موته أو بشرط موافقة ولي المسلمين إن كان المتوفى مجهول الهوية أو لا ورثة له
  • يحرم نقل عضو تتوقف عليه الحياة كالقلب من إنسان حي إلى إنسان آخر

يجوز نقل العضو من جسم انسانيحرم نقل عضو تتوقف عليه الحياة كالقلب من إنسان حي إلى إنسان آخر إلى جسم إنسان آخر إن كان هذا العضو يتجدد تلقائيا كالدم والجلد.
الفقه الإسلامى وأدلته ج 7 ص 5124
ولو قطع عضو من شخص والتصق بآخر وحلته الحياة فله حكم من اتصل به لا إن انفصل عنه فلو قطعت يد رجل والتصقت بامرأة وحلته الحياة إنتقض وضوء الرجل بلمسها وعكسه
نهاية الزين ص 27
والله أعلم بالصواب

Baca Terusnya..

Monday, March 19, 2007




Tanya Jawab Masail Waqiiyah dengan kirim SMS ke 0274 6543524 / 081328461926 atau email ke: kangtur@yahoo.co.id atau bisa langsung ngisi comment

Baca Terusnya..

Obrolan Podjok Masjid




Dari pojok masjid Al Munawwir yang biasanya musyawarah (diskusi) kitab Fathul Muin akhirnya "Tim" Obrolan Podjok Masjid yang terdiri dari beberapa teman santri Ma'had Aly PP. Al Munawwir Krapyak Yogyakarta membuka diri untuk menerima pertanyaan seputar Masail Waqiiyah di masyarakat.Pertanyaan bisa diajukan melalui SMS ke Gus Tok 0274 6543524 atau 081328461926 bisa juga melalui email ke kangtur@yahoo.co.id

Baca Terusnya..